Rabu, 08 April 2009

Gembala yang benar


Gembala Tuhan atau biasa disebut Pelayan-pelayan Tuhan didalam gereja miss: Sy.St dan yang lainnya seperti yang memegang peranan didalam gereja tersebut sering disebutkan yaitu Jabatan, yang artinya bila seseorang pelayan Tuhan menerima jabatan berarti harus dapat dipertanggung-jawabkan, dan tidak menjadi acuan kesombongan, atau dihormati.Dan kita harus tahu bahwa gelar tersebut yang dipercayakan oleh umat tidaklah semena-mena hanya dari pemikiran jemaat, tetapi hal tersebut ada akibat Insiatif oleh Tuhan untuk mengangkat seseorang itu menjadi hamba-hambaNya ( Kuria )Baca: Matius 10:1-4,Markus 3:7-16,dan lukas 6.12-16... artinya bahwa Abraham,Nabi-nabi,Malim,Raja-raja,Israel.. Allah yang memilihnya menjadi Apostel ataupun murid-muridNya, juga seperti pengakuan Paulus bahwa Allah yang memilihnya menjadi Apostel (Lah: 9:1-20 ) Dan yang lebih jelas Alkitab mengatakan: Sedo Hanima na Mamilih Ahu, tapi Ahudo na mamilih Hanima ( Joh.15:16 ) Yang artinya semua ini didalam pengangkatan sebagai hamba Allah ( Majelis ) harus mempertanggungjawabkannya, didepan Tuhan, karena Jabatan itu adalah Allah yang mempunyai.Selanjutnya jikalau Tuhan sudah memilih kita menjadi HambaNya secara otomatis Tuhan sudah pasti mempercayaiNya untuk hamba Allah itu sendiri didalam mengangkat kembali hamba-hamba Tuhan yang lainnya ( Jemaat Tuhan ) oleh Tuhan: maka kita boleh mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Allah pada Paulus: " Parmahanima Anakni Biri-biriKu" ( Joh:21;15-17 )artinya dalam hal ini bukanlah hanya semata dalam hal pelayanan misalnya kebaktian minggu dan yang lainnya, akan tetapi sudah menyangkut pasal keperluan gereja tersebut, baik itu administrasi, maupun tentang tata tertib gereja itu sendiri. Marthin Luther mengatakan: Jemaat Kristiani, atau sidang jemaat mempunyai hak atau kuasa untuk menilai semua ajaran dan memanggil, mengangkat,dan memecat pengajar-pengajar. Johannes Calvin menyebutkan : Kristuslah yang memerintah atas gereja, maka patut diperhatikan ketertiban,kedisplinan dan kekudusan gereja sebagai kumpulan umat yang telah diselamatkan, oleh karena itu perlu adanya Organisasi Gereja.
Ada 5 Butir pasal tugas tanggung-jawab Pelayan Tuhan ( Majelis ) yaitu:
1.Mengajar, 2. Berkotbah, 3. Membimbing, 4. Organisasi, 5. Liturgi,Kebaktian. Untuk semuanya ini sangatlah diperlukan untuk roda berjalannya gereja itu, tentu ini menjadi pertanyaan bagi pelayan-pelayan Tuhan, apakah sanggup menjalankannya atau tidak, dan suda pasti menjadi pergumulan kita.Contoh yang sederhana adalah Berkotbah. Hal yang satu ini sudah pasti sering dalam pergumulan berkotbah, yang artinya selalu ada pertanyaan dalam hati; Bagaimanakah caranya agar isi Nats Renungan ini bisa diterima oleh Jemaat, atau cepat ditangkap oleh kuria itu? Bagaimana cara agar saya dapat ikut ambil bagian dalam Kasih ( Mengasihi, menolong dst.. ) akan tetapi bila hal ini selalu ada pertanyaan bagi para hamba Allah maka sudah pasti ada dorongan untuk maju dalam pelayanan.Seperti ungkapan Pengembala Henry Nouwen: Pelayan Tuhan tidak cukup hanya berkotbah tetapi harus ikut ambil bagian dalam pergumula jemaat, bahkan tidak cukup hanya disitu saja tetapi harus ada pertnyaan pada kita: Apakah saya ikut didalam Kotbah yang saya sampaikan?, Apakah saya ikut dalam Kristus penebus dosa manusia? dan yang lainnya.Artinya inti dari semua ini sebagai pelayan Tuhan harus ikut didalam apa yang di ungkapkan.Tujuannya yaitu: Mencegah ungkapa-ungkapan dari luar seperti : Di Gereja itulah saya sebagai Hamba Tuhan, tetapi kalau di Kedai Tuak tidak. Perlu kita ketahui Kita dipercayakan sebagai Hamba Tuhan maka tidak lepas dengan kepribadian.
Ada bebeapa macam yang perlu kita ketahui didalam tubuh Hamba Tuhan yaitu:
A. Berkotbah: Disarankan agar lebih matang menyampaikan renungan artinya perlu persiapan yang matang, agar tidak lari dari jalur Nats Renungan, seperti ungkapan Westand Smith: Kotbah tanpa prsiapan adalah dosa.
B. Wibawa : artinnya disebut wibawa bukanlah mengejar kehormatan,disegani,dipuja, akan tetapi menjaga kepribadian kita didalam jemaat, yang artinya ada batas ataupun jarak dalam kepribadian jemaat dengan Pelayan Tuhan.
C. Pengaturan Gaya Hidup: artinya jangan malah kita sepertinya menunjukan keadaan kita yang lebih dari jemaat yang kurang.
D. Adanya pembatasan Pelayanan dengan pekerjaan: artinya janganlah kita korbankan jemaat itu hanya dengan alasan kesibukan pekerjaan
E. Adanya hubungan yang harmonis sesama Pelayan: artinya Jauhkan rasa curiga, subil,dengki, tetapi selalulah ada sikap saling mendoain,mengampuni, dll.
F. Keuangan Gereja: Pelayan harus dapat mengatur akan kepentingan-kepentingan ( Pos-Pos ) pemasukan dan pengeluaran keuangan tersebut, karena itu ada tidak lepas dari jemaat Tuhan. Agar bisa lepas dari ungkapan: Urat daripada kejahatan sumbernya adalah Uang, dan Paulus juga mengatakan: agar pelayan Tuhan jangan mata duitan. 1 Tim 6:10, dan 3:3.
G. Keluarga Pelayan; Yaitu antara kedua belah pihak Suami-Istri harus sama-sama mendukung, dan dihindarkan tolak belakang, jika hal ini mendukung secara otomatis keluarga pasti harmonis.
Tentu hal-hal diatas adalah suatu pergumulan yang harus dapat diperjuangkan dan dilalui penug dengan sukacita. Nah bagaimana respon kita dengan ini, apakah anda masuk dalam ini dan mari kita renungkan sejenak. Berbahagialah dan bersukacitalah jikalau anda dipercaya oleh Tuhan menjadi Pelayan-pelayan gerejamu dan jalanilah dengan penuh sukacita. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar